a story about surprise.
saya ingin sekali datang ke
beatfest tahun ini. bintang utamanya adalah sebuah band yang sangat saya sukai: phoenix. namun menjelang hari h, keuangan saya sudah mulai menipis. jadi saya memutuskan untuk tidak membeli tiket seharga idr 275.000 itu, walaupun saya ingin sekali.
hari h sekitar jam 8 malam, teman-teman saya sudah berangkat ke
bengkel night park, lokasi
beatfest. saya berencana menghabiskan malam minggu saya di rumah, minum bir, sambil menonton dvd.
jam 8.30. seseorang yang sangat tidak saya sangka menelepon saya. dia adalah saudara saya yang sedang tidak berhubungan baik dengan saya saat ini. ia menawarkan tiket gratis untuk saya. tanpa pikir panjang, saya langsung menerimanya dan berangkat menuju lokasi.

phoenix sendiri malam itu tampil begitu memukau. mereka membawakan lagu-lagu andalannya seperti
too young,
long distance call, dan
liztomania. walaupun suasana begitu
hectic malam itu, namun saya dan semua fans phoenix disana tetap tak berhenti menggoyangkan kepala dan menghentakkan kaki.
namun sesuatu yang lebih penting terjadi malam itu. saya mulai mengobrol kembali dengan saudara saya. kami makan di menteng setelah acara selesai. walaupun belum seakrab dulu, namun setidaknya ini adalah suatu
progress yang berarti.
teman saya pernah berkata
"think before you speak. it tends to be so cliche that people will forget what's been said."
memang sangatlah klise bahwa seseorang akan melupakan apa yang pernah menyakiti dirinya. namun tidaklah klise bahwa seseorang dapat memaafkan orang yang pernah menyakitinya.
kedewasaan seseorang ditentukan oleh kebesaran hatinya.